Rejoignez-nous pour un voyage dans le monde des livres!
Ajouter ce livre à l'électronique
Grey
Ecrivez un nouveau commentaire Default profile 50px
Grey
Abonnez-vous pour lire le livre complet ou lisez les premières pages gratuitement!
All characters reduced
Di Rumah - cover

Di Rumah

LS Morgan

Traducteur Dwi R.

Maison d'édition: Tektime

  • 0
  • 0
  • 0

Synopsis

Sebuah cerita pendek oleh LS MorganKisah yang menarik dan dramatis, yang menuntun kita pada perasaan mendalam dan pertanyaan yang berharga. Rasa sakit, kehilangan, dan perasaan seorang gadis berusia 8 tahun hidup secara mendalam, dan kita dibawa dalam perjalanan kembali ke dalam ingatannya ke tempat kenangan yang menyakitkan tetapi juga penuh kasih: rumahnya.
Disponible depuis: 06/04/2021.

D'autres livres qui pourraient vous intéresser

  • Hai Aku Sent To You - cover

    Hai Aku Sent To You

    Noorca M. Massardi

    • 0
    • 0
    • 0
    Hai-Aku or haiku (Hi,me) by Noorca M. Massardi, not only faithful to the rules of Haiku 5-7-5, but also fully obey the principle of the essence of poetry with all its ingredients. A creative work resulting from hard work and earnestness. What does it mean for Indonesia's poetry? It is clear that Massardi at once also shows, the Indonesian language is really so flexible, lively, and slick in entering to any territory. Although the rules of the game are tight, Haiku can be made in Indonesian without leaving the essence of poetry.
    Voir livre
  • Tafsir Dan Makna Ayat Kursi (Verse of The Throne) Edisi Bilingual Bahasa Indonesia Dan Bahasa Arab - cover

    Tafsir Dan Makna Ayat Kursi...

    Jannah Firdaus Mediapro

    • 0
    • 0
    • 0
    Ayat Kursi atau Ayat Singgasana adalah ayat ke-255 dari Surah Al-Baqarah. Ayat ini disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ubay bin Ka'ab sebagai ayat paling agung dalam Al Qur'an. Isinya tentang keesaan Allah SWT serta kekuasaan Allah yang mutlak atas segala sesuatu dan bahwa Ia tidak kesulitan sedikitpun dalam memeliharanya. 
     
    Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (Ayat KursI Surat Al-Baqarah Ayat 255) 
     
    Inilah yang disebut ayat kursi. Ayat ini mengandung suatu hal yang sangat agung. Dan terdapat sebuah hadits shahih dari Rasulullah, yang menyebutkan bahwa ayat tersebut adalah ayat yang paling utama di dalam kitab Allah (al-Qur'an). 
     
    Imam Ahmad meriwayatkan dari Ubay bin Ka'ab, bahwa Nabi Muhammad SAW pernah bertanya kepadanya: "Apakah ayat yang paling agung di dalam kitab Allah?" "Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui," sahut Ubay bin Ka'ab. Maka Nabi mengulang-ulang pertanyaan tersebut, kemudian Ubay bin Ka'ab pun menjawab: "Ayat Kursi." 
     
    Lalu dia mengatakan: "Engkau akan dilelahkan oleh ilmu, hai Abu Mundzir. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya ayat kursi itu mempunyai satu lidah dan dua bibir yang senantiasa menyucikan al-Malik (Allah) di sisi tiang 'Arsy."
    Voir livre
  • Madah Kelana - cover

    Madah Kelana

    Sanusi Pane

    • 0
    • 0
    • 0
    Madah Kelana is a collection of poems by Sanoesi Pane. In the collection of rhymes are collected 49 titles, namely (1) "Lotus", (2) "Taj Mahal", (3) "To Krisyna", (4) "Wijaya Kusuma", (5) "Arjuna" ) (9) "Jasmine", (10) "Brought Away", (11) "Complains", (12) "Happy Land", (8) (16) "Love", (17) "On the Edge of the Jamuna", (18) "O 'Listen!", (14) "Love", (15) "How We Do not Love" (19) "To Dwarawati", (20) "Kecapi", (21) "Poet", (22) "Ocean of Time", (23) "Prayer", (24) "Valley Girl", (25) Beloved ", (28)" Memories ", (29)" Arca ", (30)" Rinds of Revenge ", (31)" Majapahit ", (32) (37) "Looking", (37) "Place of Happiness", (38) "Clouds", (37) "Cloud", (33) "Candra" (34) "Mendut Temple" 39) "The Singer", (40) "The Shadows", (41) "Consciousness", (42) "Calls", (43) "Accept My Salam", (44) "Doubtful", (45) "Morning" , (46) "Love", (47) "Poetry", (48) "Peace", and (49) "Crossing."
    Voir livre
  • Keagungan Surat Al-Fatihah (Pembukaan) Edisi Bahasa Indonesia - cover

    Keagungan Surat Al-Fatihah...

    Jannah Firdaus Mediapro

    • 0
    • 0
    • 0
    Surat al-Fatihah (Pembukaan) memiliki kedudukan yang tinggi dalam Kitab Suci Al-Quran, karena ia merupakan surat yang paling agung, sebagaimana ayat kursi merupakan ayat yang paling agung. Saking pentingnya surat ini, ia dicantumkan di awal mushaf. 
    
    Oleh karena itu, ia disebut juga "Faatihatul kitab" (Pembukaan Al-Quran). Ini menunjukkan betapa penting dan tingginya kedudukan surat ini, sebab ia tidak dikedepankan maupun dicantumkan di awal mushaf, melainkan karena kedudukannya yang amat penting.
    
    Allah SWT mewajibkan membaca surat al-Fatihah pada setiap rakaat dalam shalat, ini menunjukkan pentingnya surat al-Fatihah. Mayoritas ulama berpendapat bahwa membaca surat al-Fatihah dalam shalat hukumnya wajib, dan barangsiapa tidak membacanya, maka shalatnya tidak sah (batal). Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW: "Tidak ada shalat bagi yang tidak membaca al-Fatihah"
    Voir livre
  • Lagu untuk Jiwaku - Editorial Alvi Books - cover

    Lagu untuk Jiwaku - Editorial...

    Sheina Lee Leoni Handel

    • 0
    • 0
    • 0
    Puisi dengan beberapa puisi utama oleh Sheina Lee Leoni Handel (Aquila).
    Voir livre
  • Pahlawan Wanita Muslimah Dari Kerajaan Aceh Yang Melegenda - cover

    Pahlawan Wanita Muslimah Dari...

    Muhammad Vandestra

    • 0
    • 0
    • 0
    Perempuan millenium Indonesia masih berjuang menegakkan kesamaan haknya yang terinspirasi oleh “gerutuan” Raden Ayu Kartini. Namun, 7 abad lalu perempuan Aceh telah menikmati hak-haknya sebagai manusia yang setara tanpa perdebatan. Barangkali selama ini yang kita kenal pahlawan perempuan dari Aceh mugkin hanya Cut Nyak Dien saja. Hal ini dapat dipahami karena perjuangan heroiknya melawan Belanda sudah difilmkan, dimana pemeran sebagai Cut Nyak Dhien adalah artis legendaris Christine Hakim.
    
    Akan tetapi sebenarnya Cut Nyak Dhien hanyalah satu dari sekian banyak perempuan Aceh yang memiliki kehebatan yang luar biasa di Aceh. Dan itu sudah ada jauh sebelum isu emansipasi dikembangkan. Sebab peran mereka melebihi peran para laki-laki pada saat itu.
    Di Matangkuli, Kecamatan Minye Tujoh, Kabupaten Aceh Utara, terdapat sebuah makam kuno yang pada nisannya bertuliskan Arab dan Jawa Kuno. Dituliskan di nisan itu, orang yang dimakamkan adalah Ratu Ilah Nur yang meninggal tahun 1365. Siapa Ilah Nur? Ratu Ilah Nur adalah seorang Ratu yang memerintah Kerajaan Pasai. Keterangan itu juga dapat diperoleh di kitab Negara Kartagama tulisan Prapanca. Disebutkan, Samudera Pasai merupakan daerah yang ditaklukkan oleh Hayam Wuruk, dengan Patihnya Gajah Mada. Buku Hikayat Raja Raja Pasai juga menyebutkan tentang kekuasaan Majapahit terhadap Pasai. Setelah segala sesuatunya diatur di Pasai, laskar Majapahit kembali ke Jawa. Namun, sebelum kembali, pembesar-pembesar Majapahit mengangkat seorang Raja, yaitu Ratu Nur Ilah. Ratu Nur Ilah merupakan keturunan Sultan Malikuzzahir. Tidak banyak keterangan yang didapatkan oleh peneliti tentang masa pemerintahan Ratu Ilah Nur ini.
    
    Perempuan Aceh memang luar biasa. Mereka mampu mensejajarkan diri dengan kaum pria. Bahkan, pekerjaan peperangan pun, yang biasanya seluruhnya dilakukan oleh kaum pria, diterjuninya pula. Mereka menjadi panglima, memimpin ribuan laskar di hutan dan di gunung-gunung. Bahkan ada laskar wanita yang disebut Inong Bale. Mereka ini para janda syuhada yang menuntut kematian suaminya. Para perempuan Aceh berani meminta cerai dari suaminya bila suaminya berpaling muka kepada Belanda. Kaum pria Aceh pun bersikap sportif. Mereka dengan lapang hati memberikan sebuah jabatan tertinggi dan rela pula menjadi anak buahnya. Diantaranya mereka yang amat dikenal bahkan melegenda, seperti Cut Nyak Dhien, Laksamana Kumalahayati, dan sebagainya.
    
    Beberapa periode, Kerajaan Aceh Besar yang berdaulat, pernah dipimpin oleh perempuan. Selain Ratu Nur diatas, ada Sultanah Safiatuddin Syah, Ratu Inayat Zakiatuddin Syah, Sultanah Nurul Alam Naqiatuddin Syah dan Ratu Nahrasiyah. Sementara yang terjun ke medan pertempuran, ada Laksamana Malahayati, Cut Nyak Dien, Cut Meutia, Pocut Baren dan Pocut Meurah Intan. Ada pula yang menjadi uleebalang (penguasa lokal). Diantara panglima-panglima tersebut, yang banyak disebut-sebut oleh pendatang Barat adalah Laksamana Malahayati. Mereka ini oleh peneliti dan ilmuwan barat disejajarkan dengan Semiramis, Permaisuri Raja Babilonia dan Katherina II Kaisar Rusia.
    Voir livre